SELAMAT DATANG, SELAMAT MEMBACA DAN MENIKMATI, KRITIK DAN SARAN TAK LUPA SAYA NANTIKAN Oktober 2010 ~ Alfaien Bahruel

Senin, 04 Oktober 2010

BAB I
Pendahuluan
Ilmu Tumbuhan saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Tumbuhan yang ada di dunia ini juga sangat beraneka ragam. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari tumbuhan, baik itu tumbuhan sebagai obat, sebagai bahan sandang, sebagai tanaman hias, dan sebagainya. Manusia yang berkecimpung dalam dunia tumbuhan, mengidentifikasi, memberi nama dan mengelompokkannya, menurut tujuannya masing-masing. Dalam mata kuliah struktur perkembangan tumbuhan ini kita dapat mempelajari morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah sedemikian pesat perkembangannya.
Tumbuhan sendiri tidah jauh berbeda dengan manusia yang mempunyai organ-organ yang mendukung aktifitas tumbuhn sehari-hari. Tumbuhan sendiri terdiri dari berbagai bagian diantaranya adalah batang, akar, daun, dan bunga. Sehingga perlu kita mengetahui dengan jelas dari bagian-bagian tumbuhan yang berperan fital maupun sebagi organ pendukung.
Dewasa ini banyak orang yang menganggap hal kecil tentang masalah bentuk daun yang ada dalm tumbuhan yang ada disekitar lingkungan hidup kita. Oleh sebab itu kami membuat makalah tentang tepi daun (margo folii) yang ada dalam ilmu morfologi tumbuhan. Sehingga dengan kita mengetahuinya maka dapat menambah ilmu pengetahuan kita. Selain itu ditinjau dari sisi agama kita dapat mensyukuri dan memelihara ciptaan Allah yang ada disekitar kita. Dengan kita mensyukuri dan menjaganya kita juga ikut berperan dalam menjaga ekosistem lingkungan ini.
Secara garis besar sendiri tepi daun (margo folii) dibedakan dalam dua macam. Pertama tepi daun yang memiliki permukaan rata (integer), misalnya daun nangka (Artocarpus integra Merr). Sedangkan yang kedua adalah tepi daun yang bertoreh (divisus). Untuk penjelasan yang lebih lanjut tentang macam-macam tepi daun kita akan membahas lebih jelas masalah ini dalam BAB II.


Rumusan masalah
Adpun rumusan masalah dalam makalah tepi daun (margo folii) adalah sebagai berikut ini:
1. Ada berapah jenis dari tepi daun?
2. Apakah perbedaan antara tepi bertoreh dengan tepi yang tidak beroreh?
Tujuan
Setelah mengetahui rumusan masalah diatas maka tujuan dari makalah tepi daun (margo folii) adalah sebagai berikut ini:
1. Mengetahui jenis-jenis tepi daun
2. Mengetahui perbedaan antara tepi bertoreh dengan tepi yang tidak bertoreh












BAB II
Pembahasan
Bentuk, perbandingan dan struktur dari bagian-bagian daun, khususnya helaian daun (lamina) sangat bervariasi, baik diantara daun dari spesies yang berbeda maupun diantara daun dalam satu spesies (khususnya daun-daun pada kecambah dengan daun-daun pasca-kecambah). Pada daun tunggal atau anak daun dari daun majemuk, helaian daun dapat bertepi rata (integer/entire) atau bertoreh. Daun-daun dengan tepi bertoreh, torehan dapat dangkal atau dapat pula besar dan dalam . Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan merubah bentuk secara keseluruhan, tetapi jika helaian daun bertoreh besar dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut. Torehan yang besar dan dalam tersebut biasanya mengikuti pola pertulangannya (menyirip atau menjari). Daun-daun dengan tepi torehan dangkal, bentuknya dapat bergigi (dentatus), bergerigi (seratus), bergerigi ganda (biseratus), beringgit (crenatus), dan berombak (repandus). Untuk daun dengan helaian yang bertoreh dalam dapat berlekuk (lobatus/lobus) bila torehan tersebut dalamnya kuran dari setengah panjang tulang daun, bercangap (fissus/fidus) bila torehannya mencapai setengah panjang tulang daun, atau berbagi (partitus) bila torehannya melebihi setengah panjang tulang daun.

Karena terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun, maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh dalam ini merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pola pertulangan daun. Sebagai contoh, untuk daun dengan pertulangan daun menyirip dan tepi daun bertoreh hingga mencapai setengah tulang daun diberikan istilah pinnatifissud atau pinnatifidus

Di antara banyak bagian –bagian daun salah satu dari bagian daun yang lain adalah tepi daun (margo folii). Dalam garis besar tepi daun di bgi menjadi dua, yang pertama adalah tepi daun yang rata (integer) yaitu tepi daun yang tidak terdapat toreh atau dapat juga dikatakan rata, tepi daun yang rata kebanyakan ditemukan pada monokotil ini dapat kita temukan pada daun nangka. Yang kedua adalah tepi daun yang bertoreh (divisus) yaitu tepi yang memiliki bentuk sehingga akan memberikan bentuk bawaan yang lain dengan tepi yang rata, baik toreh yang mempengaruhi bentuk asli daun ataupun tidak.
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya, ada yang dangkal dan ada juga yang dalam, ada yang besar dan ada juga yang kecil dll. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun di bedakan menjadi dua golongan:
Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun. Toreh- toreh ini biasanya tak seberapa dalam, letaknya toreh toreh tidak begantung pada jalannya tulang-tulang daun. Oleh sebab itu sering disebut dengan toreh yang merdeka. Dalam hubungannya dengan jenis toreh-toreh ini dipergunakan istilah “sinus” untuk torehnya sendiri dan “angulus” untuk bagian tepi daun yang keluar.
A. Tepi daun yang merdeka
tepi daun denga toreh yang merdeka banyak juga ragamnya, toreh-toreh tadi seringkali amat dangkal dan kurang jelas, sehingga sukar untuk dikenal. Yang sering kita jumpai ialah tepi daun yang dinamakan:
a. Bergerigi (serratus) yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya daun lantara (Lantana camara L.). selanjutnya untuk melengkapi keterangan mengenai sifat toreh-toreh ini, dapat pula ditambahkan kata-kata yang bertalian dengan besar kecilnya sinus dan angulus-nya, misalnya: bergerigi halus, bergerigi kasar, dst.
b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), yaitu seperti tepi daun yng di atas, tettapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergeregi lagi.
c. Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulsnya lancip, misalkan: daun beluntas (Plucea indica Less)
d. Beringgit (crenatus), kebilikanya bergigi, jadi sinusnya tajam, dan angulusnya yang tumpul, misalnya daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).
e. Berombak (repandus), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)
B. Tepi Daun Dengan Toreh Yang Tidak Merdeka
Seperti yang telah dikemukakan, jika toreh-toreh daun besar dan dalam, bangun daun akan terpengaruh olehnya, sehingga bangun asli tidak lagi tampak. Toreh-toreh yang besar dan dalam itu biasanya terdapat diantara tulang-tulang yang besar atau diantara tulang-tulang cabang. Jika daun amat besar atau lebar, misalnya daun papaya, bagian daun diantara toreh-toreh yang besar dan dalam itu dapat bertoreh-toreh lagi, sehingga makin tidak tentaralah bangun asli daunnya.
Berhubungan dengan itu perlu dipringatkan lagi, bahwa dalam hal yang demikian, biasanya tidak lagi disebut-sebut bagaimana bangun daunnya, melainkan hanya disebutkan saja bagaimana sifat toreh-toreh tadi. Sudah barang tentu lebih telitilah cara pencaandraan yang disamping menyebut sifat-sifat toreh-torehnya masih didahului dengan menyebut bangun daun aslinya.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan dalam golongan:
a) Berlekuk (lobatus), jika dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat dikanan kirinya.
b) Bercangap (fissus), jika dalm torehannya kurang lebih sampai tengah-tengah panjang tulang-tulang daun dikanan-kirinya.
c) Berbagi (paritus),jika dalam toreha melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun dikanan-kirinya.
Sedangkan berdasarkan macam torehan serta kaitannya dengan tulang daun maka dikenal berbagai macam bentuk daun sebagai berikut:
1. Berlekuk menjari (palmotibulus). Misalnya daun labu siem (Sechium edule).
2. Bercangap menjari (palmatividus). Misalnya jarak pager (Jatropha curcas).
3. Berbagi menjari (palmatipartitus). Misalnya daun ketela pohon (Manihot esculentus)
4. Berbagi menjari dengan kaki (pedatus) seperti berbagi menjari namun tulang sisi bercabang lagi dan cabang-cabang tersebut tidak bersatu dengan yang lain di dasar daun. Misalnya Philodendron pedatum.
5. Berlekuk menyirip (pinnatilobus). Misalnya daun terong (Solanum melongena).
6. Bercangkap menyirip (pinnatifidus). Misalnya keluwih (Artocarpus communis).
7. Berbagi menyirip (pinnatipartius). Misalnya randa midang (Cosmos caudatus).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons