SELAMAT DATANG, SELAMAT MEMBACA DAN MENIKMATI, KRITIK DAN SARAN TAK LUPA SAYA NANTIKAN 2009 ~ Alfaien Bahruel

Senin, 28 Desember 2009

Tugas Akhir UAS tarbiyah ulul albab

Nama :MOH ALFIAN BAHRUL ULUM

NIM :09620048

Hilangnya jati di ulul albab

Dewasa ini banyak sekali hal-hal yang kurang wajar dianggap sebagai pedoman para pemuda-pemudi masa kini seperti bebasnya ciuman antar lawan jenis yang belum ada ikatan dan dianggap wajar. Hal seperti ini tidak hanya terjadi pada para pemuda-pemudi yang kurang terpelajar, akan tetapi juga banyak dilakukan oleh para pemuda/mahasiswa.

Masalah seperti ini dialami banyak Universitas yang ada diNusantara. Salah satunya terjadi di Universitas Islam Negeri Malang. Peristiwa ini terjadi di gedung perkuliahan gedung B, ini terungkap setelah satpam yang bertugas melakukan pengontrolan setiap ruangan setelah jam kuliah selesai. Setelah di ketahui pelakunya langsung mendpatkan sanksi dari pihak Universitas. Peristiwa yang seperti ini di anggap hal yang sudah wajar atau kebiasaan oleh para pemuda dizaman ini, akan tetapi hal seperti ini sangat bertentangan dengan Syari’at agama islam dan Norma kesusilaan. Menurut agama islam hal-hal seperti ini sangat dilarang untuk dilakukan seperti yang telah disebutkan dalam Al-Quran surat Al-isra’ ayat :32.

Ÿwur (#qç/tø)s? #oTÌh9$# ( ¼çm¯RÎ) tb%x. Zpt±Ås»sù uä!$yur WxÎ6y ÇÌËÈ

“ Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.

Dalam ilmu biologi berciuman juga bisa menyebabkan dampak negative bagi kesehatan para pelakunya. Ini disebabkan karena air liur menjadi "jembatan penularan" beberapa jenis penyakit. Secara alamiah, air liur yang hangat dan lembab itu sendiri menjadi rumah bagi jutaan mikroorganisme yang ada di mulut. Secara teori, bibit penyakit jenis apapun bisa berpindah dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain melalui cairan tubuh ini. Bibit penyakit tersebut bisa berupa bakteri Streptococcus penyebab nyeri tenggorokan, sampai virus-virus penyebab infeksi. Banyak sekali penyakit yang ditularkan melalui air liur salah satunya penyakit-penyakit yang paling besar dan utama, salah satunya adalah penyakit Harpes simplex.

Untuk mencegah dan menanggulangi hal tersebut maka Universitas perlu mengadakan beberapa hal yang bisa mencegah dan menanggulangi hal di atas antara lain:

1. Mengadakan kajian rohani, yang bertujuan agar para civitas mempunyai iman yang lebih kuat.

2. Memberikan peraturan cara berpakaian pada perempuan khususnya agar lebih sopan.

3. Memperketat jadual satpam pada jam malam untuk meminimalisir adanya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

4. Mewajibkan mahasiswa-mahasiswi sholat berjama’ah karena sholat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.

Sabtu, 12 Desember 2009

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Ahli ekologi Inggris Sir Arthur Tansley mengenali bahwa tidak mungkin suatu organisme terlepas dari lingkungan fisik mereka. Dari temuan tersebut kemudian pada tahun 1935 diusulkan istilah “ekosistem”. Ekosistem tersusun dari organisme hidup (biotic) dan tak hidup (abiotic). Konsep ekosistem diintegrasikan dengan konsep trophic dan rangkaian perubahan lingkungan pada tahun 1942 oleh seorang limnologist muda Amerika, Raymond Lindeman. Ekositem memfokuskan kajian pada daur (pergerakan) dari materi dan energi melalui web (jaring – jaring) makanan. Konsep ini kemudian diperkuat oleh ahli ekologi Amerika Eugene Odum yang menyatakan bahwa ekosistem mejadi salah satu dari kekuatan utama didalam ekologi, dan pada tahun 1960-an dan 1970-an menjadi dasar dari suatu teori ekologi yang baru yang disebut “system ekologi” atau ekosistem (Sukarsono, 2009:7).
Selain itu di kitab suci Al – Qurán juga dibahas mengenai ekosistem ini. Seperti yang tertera dalam kedua ayat ini.
            •         
41. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.(Q.S Al-ankabut:41)
             
133. Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah[558] sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa(Q.S Alaraf:133).

Berdasarkan pernyataan diatas, praktikan ingin mengamati secara nyata atau dengan kata lain mengamati langsung agar pernyataan diatas bisa lebih dipahami sekaligus pembuktian bahwa pernyataan tersebut bukanlah hanya teori buku dan juga mengungkap kebesaran Allah SWT yang tentunya masih banyak bertebaran dimuka bumi ini.

RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pratikum ini, yaitu :
Apa saja konsep komponen penyusun ekosistem?
Bagaimana hubungan antar komponen penyusun ekosistem?
Bagainama prinsip dasar ekosistem?

TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini, yaitu :
Mengetahui komponen penyusun ekosistem.
Mengetahui hubungan antar komponen penyusun ekosistem.
Memahami prinsip dasar ekosistem.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Ekologi adalah kajian tentang begaimana tanaman, binatang, dan organisme lain berhubungan satu sama lain dalam lingkungan atau ‘’rumah’’ mereka. Kata ‘’ekologi’’ berasal dari kata Yunani ‘’oikos’’, yang berarti ‘’rumah’’. Ekologi juga berarti juga kajian tentang kelimpahan dan distribusi organism. Seorang ahli ilmu lingkungan hidup, sebagai contoh, mungkin mencoba untuk menemukan mengapa satu spesies kodok saat ini sudah sangat jarang ditemukan atau mengapa pohon sejenis cemara dalam satu hutan jarang ditemukan atau mengapa pohon-pohon cemara yang ada menjadi kering pada habitat yang lembab.Ahli lingkungan hidup mempelajari organisme hidup dengan cara atau pendekatan berbeda. Seorang ahli ekologi mungkin mempelajari satu populasi hewan yang bisa kawin (interbreed) satu sama lain;suatu komunitas yang terdiri dari banyak spesies yang menghuni satu area atau satu ekosistem, satu komunitas dari banyak organisme yang hidup bersama-sama dengan benda-benda tidak hidup di lingkungan mereka. Bagian-bagian tidak hidup, oleh ahli lingkungan hidup dikenal sebagai komponen”abiotik” yaitu meliputi udara, air, tanah, dan cuaca.Penelitian ekosistem menguji bagaiman bagian-bagian komponen lingkungan saling sesuai satu sama lain. Sebagai contoh, karbon(C) dalam atmosfer,diambil oleh tanaman selama fotosintesis, kemudian memakan tanaman kemudian menghembuskan karbon dalam bentuk karbon dioksida. Siklus karbon terjadi berawal dari jaringan tumbuhan dan hewan kemudian memasuki atmosfer kemudian kembali ke bumi. Contoh lain adalah kerang-kerangan yang membuat kulit kerang mereka dari karbon. Kulit kerang luruh kebagian bawah samudra untuk kemudian membentuk sedimen tebal. Selam berjuta-juta tahun kemudian, proses geologis terjadi mengangkat sedimen ini sebagai pegunungan. Penelitian ekosistem adalah penelitian yang sungguh-sungguh dilakukan melalui kajian penelitian tentang kehidupan diatas permukaan bumi(sukarsono,2009:3).
Sebagimana suatu bidang kajian ilmiah, ekologi menggabungkan pendekatan hipotesis-deduktif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dan fenomena-fenomena ekologis.lingkungan meliputi komponen abiotik(factor-faktor kimiawi dan fisik tak hidup) seperti suhu, cahaya, air, dan nutrien. Yang juga penting pengaruhnya pada organism adalah komponen biotic(hidup) semuaorganisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu. Akhirnya, dengan pengamatan yang lebih dekat pada defenisi ekologi tersebut, kita akan menyoroti interaksi antaraorganisme dengan lingkungannya. Kajian ekologi pada ekosistem meliputi semua factor-faktor abiotik selain komunitas spesies yang ada dalam daerah tertentu. Beberapa pertanyaan penting pada tingkat ekosistem berhubungan dengan aliran energy dan pendauran zat-zat kimia berbagai komponen biotic dan abiotik. Para ahli ekologi sering kali mengahadapi tantangan yang luar biasa dalam penelitiannya karena kerumitan pertanyaan mereka, keberagaman subjek mereka, dan rentang waktu serta tempat yang sangat besar untuk melakukan penelitian tersebut. Ekologi juga sangat menantang Karen asifatnya yang multi disipliner;pertanyaan-pertnyaan ekologi membentuk suatu kesatuan dari pertanyaan-pertanyaan dari bidang biologi lainnya, yang meliputi genetika, evolusi, fisiologi, dan prilaku, dan juga pertanyaan-pertanyaan dari sains lain, seperti kimia, fisika, geologi, dan meteorologi(Campbell,2002:271).
Lingkungan adalah seluruh factor luar yang mempengaruhi suatu organisme; factor-faktor ini dapat berupa oranisme hidup(biotic factor) atau variable-variable yang tidak hidup(abiotic factor) misalnya suhu, curah hujan, panjangnya siang, angin serta arus-arus laut. Interaksi-interaksi antara organisme-organisme dengan kedu afaktor biotic dan abiotic membentuk suatu ekosistem. Bahkan perubahan kecil suatu factor dalam suatu ekosistem dapat berpengaruh terhadap keberhasialan suatu jenis binatang atau tumbuhan dalam lingkungannya. UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan hidup Pasal-1, menjelaskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia serta makhluk hidup lain. Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktifitas lingkyngan hidup. Dengan adanya pelbagai pendekatan yang dibutuhkan untuk mempelajari organisme dengan linagkungannya, ekologi melibatkan pelbagai bidang ilmu seperti klimatologi, hidrologi, ilmu kelautan, fisika, kimia, geologi dan ilmu tanah; dalm mempelajari hubungan antar organism, dan prilaku satwa, taksonomi, fisiologi, dan matematika.kesadran masyarakat terhadap persoalan-persoalan lingkungan yang makin meningkat membuat ekologi makin dikenal tetapi makin disalah artikan denga program-program lingkungan. Ekologi menyumbang arti studi dan pengertian tentang persoalan-persoalan lingkungan. Ekologi mempelajari kondisi-kondisi kehidupan satwa dan tetumbuhan dan perkembang biakan mereka, baik jumlah maupun penyebarannya untuk mengevaluasi kesehatan lingkungan. Tingkat perkembangan dan penyebaran juga dapat langsung atau tidak, terpengaruh oleh interaksi spesies dalam ekosistem, terutama pada spesies yang telah hidup saling berinteraksi dalam suatu ekosistem dan mengalami evolusi dalm beberapa generasi, membentuk interaksi seimbang, yang membuat seluruh populasi dalam ekosistem relatif stabil. Kadang-kadang gangguan oleh alam atau manusia, menimbulkan dampak populasi dalm ekosistem, misalnya perburuan ular dari persawahan, menyebabkan ledakan populasi pada tikus sawah(mulyanto,2007:2).
Suatu kajian ekologi penting untuk mengetahui bagaimana komunitas tumbuhan dan berkembang. Faktor-faktor yang memegang peranan penting, yaitu ketrsediaan bahan pembentuk koloni atau bahan penyerbu secara kebetulan; pemilihanbahan yang tersedia dalam lingkungannya dan pengubahsuaian lingkungan oleh tumbuh-tumbuhan. Ekositem mempunyai keteraturan yang berwujud sebagi kemampuan untuk memelihara diri sendiri, mengatur, serta melakukan keseimbangan kembali yang disebut homoestasis. Homoestasis merupakan kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam system secara keseluruhan. Ekosistem merupaka satu fungsional dasar dalam ekologi karena ekosistem meliputi komunitas organism hidup(biotic), lingkungan tak hidup(abiotik), dan lingkungan yang saling mempengaruhi. Keduanya mempunyai tujuan untuk memelihara kehidupan di dunia ini agar seimbang. Di dalam organisme hidup dan lingkunga tidak cukup erat tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain yang merupakan satu system. Dalam system tersebut terhadap arus energy yang terlihat pada struktur makanan, keragaman biotic dan siklus bahan atau siklus materi(yakni pertukaran bahan-bahan antar bagian yang hidup dan tak hidup). System tersebut dinamakan ekosistem. Di dalam ekosistem setiap spesies mempunyai nicia (niche) ekologi yang khas. Setiap spesies hidup pada habitat atau atau ditempat yang sesuai dengan factor-faktor lingkungan yang khas, yaitu disuatu habitat tertentu. Nicia ekologi dari suatu spesies merupakan “profesi atau cara hidup” suatu spesies dalam ekosistem. Sedangkan habitat merupakan “alamat” bagi satu spesies. Setiap spesies mempunyai fungsi dan peranan masing-masing dalam ekosistem untuk menjaga mencapai suatu keseimbangan(irawan,2005:23).
Dalam ekosistem terdapat beberapa fungsi utama yang melandasi berfungsinya suatu ekosistem yaitu; pertama, saling ketergantungan(interdepensi) menjelaskan bahwa tidak ada komponen system yang dapat berdiri sendiri. Secara langsung atau tidak langsung suatu komponen akan mempengaruhi atau dipengaruhi komponen-komponen biotic atau abiotik lainnya. Kedua, keterbatasan(limitasi) menyatakan bahwa dalm setiap ekosistem selalu ada batas. Tidak ada suatu spesies organisme yang dapat tumbuh dan berkembang tanpa batas. Ekosistem mempunyai mekanisme untuk mengatur dan mengendalikan pertumbuhan populasi sautu spesies. Ketiga, kerumitan(kompleksitas) merupakan konsukuensi dari kerumitan interaksi antar komponen ekosistem. Begitu rumitnya struktur ekosistem sehingga sering melampaui kemampuan daya piker manusia dalam memahami dan menguraikannya. Ekosistem bersifat dinamis, sehingga selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi bersifat tidak terarah(permanen) atau terarah(permanen). Suksesi ekologi merupakan proses evolusi ekosistem sebagi bentuk interaksi antar komunitas dengan lingkungan fisiknya. Komunitas yang relative tidak kekal disebut tahap pioner, sedangkan system terakhir yang mantap disebut klimaks. Tahap pioner pada suksesi ekologi dimulai dengan adanya satu spesies yang dominan disuatu habitat. Akibat dari aktivitas hidup dari spesies tersebut, menyebabkan stratifikasi ekosistem berubah sehingga tidak sesuai bagi keturunan spesiesnya, tetapi lebih sesuai bagi spesies lain. Selanjutnya terjadi kolonisasi spesies baru ke habitat tersebut, terutama dari spesies tumbuhan yang dapat mengundang kehadiran herbivora dan karnivora baru kehabitat itu. Komunitas baru itu dapat mempengaruhi lingkungan fisik, sehingga menyebabkan kehadiran spesies-spesies yang lain. Proses tersebut berjalan terus sampai terbentuk ekosistem yang kompleks dan stabil yang disebut klimaks. Selam suksesi, keanekaragaman spesies dapat meningkatkan atau tidak ketergantungan pada kenaikan biomas, stratifikasi dan akibat lain dari organisasi biologi(suheriyanto,2008:145).









BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum tentang pengamatan ekositem ini dilakukan pada hari Minggu, tanggal 6 Desember 2009, pukul 07.00 WIB – 10.00 WIB di Sungai Metro, Desa Joyosuko, Kota Malang, Jawa Timur.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai konsep dasar ekosistem ini, yaitu higrometer sebanyak 1 buah, termometer sebanyak 1 buah, anemometer sebanyak 1 buah, meteran sebanyak 1 buah, patok sebanyak 4 buah, rafia secukupnya, plastik clip ukuran besar dan kecil masing - masing sebanyak 5 buah.

Gambar 1. Anemometer Gambar 2. Termohidrometer
3.3 CARA KERJA
Adapun cara kerja untuk praktikum ini, yaitu :
Ditentukan daerah yang akan diamati, diusahakan daerah yang masih bersifat mendekati alami.
Dibuat petak contoh (sample plot) kuadrat, berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 1 × 1 m sebanyak 3 plot.
3.3.1 Pengamatan Faktor Abiotik
Pada tiap plot dilakukan pengamatan terhadap komponen abiotiknya, yaitu kelembaban, temperatur dan intensitas cahaya.
Dicatat hasilnya pada tabel pengamatan.
Tabel 1. Data Komponen Abiotik
Plot ke- Kelembaban
(%) Temperatur
(℃) Intensitas Cahaya
(Lux) Keterangan
1.
2.
3.

3.3.2 Pengamatan Tumbuhan
Dilakukan pengamatan terhadap macam dan jumlah tumbuhan pada tiap – tiap plot.
Dicatat hasilnya pada tabel pengamatan.
Tabel 2. Data Pengamatan Tumbuhan
No. Spesies Jumlah Tumbuhan pada Plot ke- Keterangan
1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.

Catatan : Isilah keterangan dengan jenis tumbuhan (herba, liana, semak, pohon) dan ciri - ciri morfologi (akar, batang dan daun) dari tumbuhan tersebut.



3.3.3 Pengamatan Hewan
Dilakukan penganmatan juga terhadap macam dan jumlah hewan pada tiap – tiap plot.
Dicatat hasilnya pada tabel pengamatan.
Tabel 3. Data Pengamatan Hewan
No. Spesies Jumlah Hewan pada Plot ke- Keterangan
1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.

Catatan : Diisi keterangan dengan ciri – ciri morfologi (bentuk, warna dan ukuran) dari hewan tersebut dan peranannya di ekosistem (herbivora, predator, parasit, parasitoid, pengurai).
















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HASIL PENGAMATAN
4.1.1 Pengamatan Faktor Abiotik
Tabel 1. Data Komponen Abiotik
Plot ke- Kelembaban
(%) Temperatur
(℃) Intensitas Cahaya (Lux) Keterangan
1 60 38 1964 Zona Darat
2 60 38 1964 Zona Darat


Gambar 3. Plot ke-1 Gambar 4. Plot ke-2






4.1.2 Pengamatan Tumbuhan
Tabel 2. Data Pengamatan Tumbuhan
No. Spesies Jumlah Tumbuhan pada Plot ke- Keterangan
1 2
1 Rumput Gajah(an)
Artemisia vulgaris 36 buah 44 buah Tumb. Semak
2 Karet Kebo
Euphorbia hirta 40 buah 2 buah Tumb. Semak
3 Jamur
Fungi sp. 3 buah - Tumb.
Herba
4 Tapak Liman
Elephan topusscaber 18 buah 3 buah Tumb.
Semak
5 Kangkung
Ipornoea reptans - 5 buah Tumb. Liana
6 Putri Malu
Mimosa pudica - 6 buah Tumb. Liana


Gambar 5. Karet Kebo Gambar 6. Rumput Gajah
(Euphorbia hirta) (Artemisia vulgaris)

Gambar 7. Jamur Gambar 8. Tapak liman
(Fungi sp.) (Elephan topusscaber)


Gambar 9. Kangkung Gambar 10. Pegagan
(Ipornoea reptans)






4.1.2 Pengamatan Hewan
Tabel 3. Data Pengamatan Hewan
No. Spesies Jumlah Hewan pada Plot ke- Keterangan
1 2
1 Semut Merah
24 ekor -
2 Lipan
Chilopoda 1 ekor -
3 Belalang
Acrididae 1 ekor 2 ekor Herbivora
4 Semut Hitam Kecil
Fomicidae 35 ekor -
5 Rayap tanah
Macrotermes gulvus 50 ekor - Pengurai
6 Cacing Tanah
Perichaera 1 ekor 1 ekor Pengurai
7 Ikan
- 5 ekor Predator
8 Kepiting
Scylla serrata - 1 ekor
9 Semut Hitam Besar
1 ekor -


Gambar 13. Kepiting Gambar 14. Ikan
(Scylla serrata)

Gambar 15. Belalang Gambar 16. Cacing tanah
(Acrididae)











Gambar 17. Rayap Gambar 18. Semut Hitam Besar
(Macrotermes gulvus)
4.2 PEMBAHASAN
Ekologi adalah kajian tentang bagaimana tanaman, binatang, dan organism lain saling berhubungan satu sama lain dalam satu lingkungan atau “rumah” mereka. Kata “ekologi”berasal dari kata yunani “orkos”, yang berarti “rumah”. Ekologi juga berarti kajian tentang kelimpahan dan distribusi organisme. Sedangkan ekosistem adalah, satu system dialam dimana didalamnya terdapat hubungan timbal balikantara organnisme serta organisme dengan lingkungan.
Pada praktikum ini, semua mahasiswa biologi semester 1 mengadakan penelitian tentang ekosistem dilingkungan sungai Metro. Didalam penelitian tersebut ekosistem yang terdiri dari komponen biotic dan abiotik. Komponen biotic adalah semua makhluk yang terdapat di dalam ekosistem, terdiri atas produsen, konsumen, dan pengurai. Sedangkan komponen abiotik adala factor lingkungan yang memepengaruhi ekosistem. contoh:suhu, kelembaban, struktur tanah, dan intensitas cahaya matahari.
Kelompok satu(1) dari biologi B, meneliti plot I di sekitar daerah kebun singkong, pada pukul 08.20-08.40 dengan kelebaban tanah 60%, temperature 38° C, intensitas cahaya 1964 Cd, ini terdapat pada factor abiotik, sedangkan factor biotiknya ditemukan berbagai Jenis spesies organism, tumbuhan dan hewan. Pada spesies tumbuhan ditemukan berbagai jenis spesies rumput. Diantaranya adalalah rumput gajah 36 buah, karet kebo jumlah 40 buah, jamur jumlah 3 buah, tapak liman 18 buah. Sedangkan untuk spesies hewan ditemukan semut merah (Elephan topusscaber) jumlah 24 ekor, lipan (Chilopoda) jumlah1 ekor, belalang(Acridi formocidae Sp) jumlah 1 ekor, semut hitam kecil jumlah 35 ekor, rayap tanah (Macroterimes guwus) jumlah 50 ekor, cacing tanah (Penichaera) jumlah 1 ekor, dan semut hitan besar jumalh 1 ekor.
Jenis jamur yang ditemukan adalh jamur Penicilliam Sp dan termasuk jamur Ascomycotina yang mempunyai cirri-ciri, hifa bersekat melintang/ bercabang-cabang, hidup parasit, reproduksi asekal melalaui kuncup, fregmentasi, dan konidia, reproduksi asekal melalui spora askus.
Plot ke II di sekitar daerah sumber air dekat dengan persawahan pada pukul 08.50-09.10 dengan factor biotic kelembaban 60%, temperatur38°C dan intensitas cahaya 1964 Cd. Pada factor biotic spesies organism tumbuhan adalah kangkung (Iponoca neptans), karet kebo (euphorbia herta) jumlah 2 buah, putrid malu (Mimosa pudica) jumlah 6 buah, tapak liman jumlah 3 buah, rumput gajah (Artemisio vulgaris) jumlah 44 buah, di dalam ekositem air spesies hewan yang ditemukan adalah ikan dan kepitng (Seylla serata) jumlah 1 ekor dan cacing tanah jumlah 1 ekor.
Ahli biologi membagi makhluk biotic kedalam dua kelompok:autotrophs dan heterotrof. Autotrof juga disebut sebagi produsen primer, yaitu organism yang membuat makanan untuk mereka sendiri. Sebagian besar dari autotrof adalah kelompok tanaman termasuk alga atau bakteri yang menggunakan cahaya matahari untuk membuat gula dari karbondioksida dari udara melalui fotosintesis. Heterotrof (yang berarti”dipelihara oleh organism lain”) juga disebut konsumen, yakni organisme yang mengkonsumsi oraganisme lain. Heterotrof meliputi binatang, protista, atau jamur. Binatang yang memakan tanaman, seperti rusa dan ulat bulu adalah herbivore. Dikomposer adalah heterotrof yang makannya dari bangkai binatang yang mati (sukarsono.2009:56).
Semua makhluk hidup mempunyai habitatnya masing-masing,istilah habitat dapat juga dipakai untuk menunjukan tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas.
Menurut Soemarwoto(1983), habitat suatu organisme itu pada umumnya mengandung factor ekologi yang sesuai dengan persyaratan hidup organism yang menghuninya. Persyaratan hidup setiap organisme merupakan kisaran factor-faktor ekologi yang ada dalam habitatnya dan diperlukan oleh setiap organisme untuk mempertahankan hidupnya. Kisaran factor-faktor ekologi bagi setiap organisme memiliki lebar berbeda yang pada batas bawah di sebut titik minimum, batas atas disebut titik maksimum, diantaran titik minimum dan titik maksimum disebut titik optimum, ketiga titik tersebut dinamakan titik kordinal (indriyanto,2006:27)


















BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari serangkaian praktikum mengenai ekosistem yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Komponen penyusun ekosistem terdiri dari 2 hal, yaitu unsur organisme hidup (biotik) dah organisme tak hidup (abiotik). Contoh komponen penyusun ekosistem berupa organisme hidup, yaitu hewan dan tumbuhan. Sedangkan contoh komponen penyusun ekosistem berupa organisme tak hidup, yaitu tanah, air, udara, suhu, kelembaban dan intensitas cahaya, serta beberapa diantaranya juga diperhatikan nilai pH.
Hubungan antara komponen penyusun ekosistem yaitu antara organisme hidup dengan organisme tak hidup bisa dilihat dengan jelas salah satunya melalui jaring – jaring makanan dan juga proses kehidupan sehari – hari dari komponen penyusun ekosistem itu sendiri.
Prinsip dasar ekosistem yaitu terdiri dari komponen organisme hidup dan organisme tak hidup. Dan didalam ekosistem tersebut terdapat hubungan timbal balik, baik antarsesama organisme maupun organisme dengan lingkungannya. Komponen biotik adalah semua makhluk yang terdapat didalam ekosistem, terdiri atas produsen, konsumen dan pengurai. Komponen abiotik merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi ekosistem, sebagai contoh suhu, kelembaban, struktur tanah, lama penyinaran perhari, kecepatan angin dan intensitas cahaya.


5.2 SARAN
Adapun saran untuk praktikum mengenai ekosistem ini, yaitu :
Untuk asisten pendamping harus lebih sering meluangkan waktu untuk para praktikan agar bisa melakukan asistensi guna lebih meningkatkan pemahaman mengenai praktikum itu sendiri agar laporan hasil praktikumnya pun lebih bagus dan sesuai yang diinginkan.
Untuk laboratorium, mohon peralatan yang sudah rusak atau mungkin tidak layak pakai harus segera diganti karena alat tersebut turut andil dalam penentuan keberhasilan dari praktikum itu sendiri. Dan untuk bahan, menurut kami seharusnya semua bahan sudah disediakan oleh pihak laboratorium. Jadi praktikan hanya tinggal melakukan percobaannya saja.


















DAFTAR PUSTAKA

Campbell,2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:Erlangga
Irawan,Djamal,2005. Tentang Lingkungan Dan Lansekap Hutan Kota.
Jakarta:Bumi Aksara
Mulyanto,H,R,2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta:Graha Ilmu
Suheriyanto,Dwi,2008. Ekologi Serangga. Malang:UIN Press
Sukarsono,2009. Ekologi hewan. Malang :UMM Press
Indriyanto. 2006. Ekologi lingkungan. Jakarta:Erlangga








Senin, 30 November 2009


Ulul Albab

Menurut Prof . Dr. M. Qurash Shihab Kata al-Alba adalah bentuk jamak dari kata “lub” yaitu "sari pati" sesuatu. Kata ulul albab dalam Al-Quran tergantung dalam penggunaannya, bisa mempunyai berbagai arti. Kata ini bisa mempunyai beberapa arti, antara lain: pertama, orang yang mempunyai pemikiran (mind) yang luas atau mendalam. Kedua, orang yang mempunyai perasaan (heart) yang peka, sensitif atau yang halus perasaannya. Ketiga, orang yang mempunyai daya pikir (intellect) yang tajam atau kuat. Kempat orang yang mempunyai pandangan alam atau wawasan (insight) yang luas, mendalam atau menukik. Kelima, orang memiliki pengertian (understanding) yang akaurat, tepat atau luas. Dan keenam, orang yang memiliki kebijakan (wisdom), yakni mendekati kebenaran, dengan pertimbangan-pertimbangan yang terbuka dan adil. Dari berbagai arti ulul albab di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ulul albab yaitu orang yang berakal, memilki pikiran, perasaan dan hati. Namun bukan hanya sekedar memilikinya akan tetapi mau menggunakannya secara maksimal sehingga ia mampu mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas serta pandangan yang tajam terhadap sesuatu. Penggunaan akal, pikiran dan perasaan ini tentu saja dengan cara yang benar dan dengan tujuan yang baik. Karena banyak orang yang memiliki komponen-komponen ini, namun tidak mau menggunakannya secara maksimal. Begitu juga banyak orang yang menggunakannya namun tidak dengan cara yang benar dan bukan untuk kebaikan, seperti orang yang menggunakan akalnya hanya untuk akal-akalan mencari keselamatan di dunia. Seperti yang telah disebutkan dalam surat Ali-Imran ayat:191.

اللذين يذكرون الله قيما وقعواداوعلي جنوبهم ويتفكرون في خلقسموات والارض ربناماخلقت هذاباطلاسبحنك فقناعذابالنار

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.(Q.S Ali Imran:191).

Menurut Jalaludin Rahmat, ulul albab juga mempunyai makna banyak. Pertama kesungguhan dalam mencari ilmu dan kecintaannya mensyukuri nikmat Allah, sebagaimana di Al-quran diterangkan dalam surah Ali-Imran:190.

ان في خلق ااسموات واﻻرض واختلف الليل واانهار ﻷيت ﻷولي ﻷالبا ب

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”(Q.S Ali-Imran;190).

Kedua, memiliki kemampuan memisahkan sesuatu dari kebaikan dan keburukan, sekaligus mengarahkan kemampuannya untuk memilih dan mengikuti kebaikan tersebut. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Maidah:3.

حرمت عليكم الميتةولحم الحنزيرومااهل لغيرالله به والمنخنقةوالموقوذة

والمترديةوالنطيحةومااكلا السبع الاماذكيتم ومذ بخ علي النصب وان تستقسمواب الازلم ذلكم فسق اليوم يءس الذين كفروامن دينكم فلا تخشوهم واخشون اليوم اكملت لكم دينكم واتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الاسلام دينافمناضطرفي مخمصةغيرمتجانفلا ثم فانالله غفوررحيم

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al-Maidah:3).

Ketiga, bersikap kritis dalam menerima pengetahuan atau mendengar pembicaraan orang lain, memiliki kemampuan menimbang ucapan, teori, proposisi dan atau dalil yang dikemukakan orang lain. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Quran surah Az-Zumar:18.

اللذين يستمعون القول فيتبعون احسنه اولءك الذين هداهم الله والءك هم اولواالا لبب

“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”(Q.S Az-Zumar:18).

Keempat, memiliki kesediaan untuk untuk menyampaikan ilmunya kepada orang lain, memiliki tanggung jawab untuk memperbaikimasyarakat serta terpanggil hatinya untuk menjadi pelopor terciptanya kemslahatan dalam masyarakat. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Quran surah Ibrahim:2.

الله اللذي له مافي السمواتوماف الارض وويل للكفرين من عذاب شديد

“Allah-lah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih”(Q.S Ibrahim:2).

Kelima, merasa takuat hanya kepada Allah. Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Quran surah Al-Baqorah:197.

الحج اشهرمعلومت فمن فرض فيهن الحج فلاررفث ولافسوق ولاجدال في الحج وماتفعلوامن خيريعلمه الله وتزودوافان خيرالذ دالتقوي والتقون ياولا لبب

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats[123], berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”(Q.S Al-Baqorah:197).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons